KETIKA UMAT ISLAM MERAYAKAN NATAL

Hari ini, 12 Rabiul Awal adalah hari dimana banyak umat Islam di Indonesia –mungkin di dunia- merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ada yang merayakannya dengan sekedar kumpul-kumpul, makan-makan, pengajian, dan ada juga yang merayakannya dengan acara besar layaknya pesta. Di instansi-instansi seperti di sekolah banyak umat Islam yang merayakan Maulid Nabi dengan lomba-lomba atau yang sejenisnya. Sebuah hajatan besar yang tentunya juga memakan dana besar. Pertanyaannya adalah : “Bolehkah kita melakukan perayaan atas hari lahir nabi Muhammad SAW.? Mengingat segala yang berhubungan dengan beliau adalah ibadah.

Maulid berarti lahir. Mauild Nabi adalah suatu acara merayakan kelahiran nabi Muhammad SAW. Maulid memiliki arti yang sama dengan natal yang dirayakan kaum Kristen. Hanya yang membedakan adalah jika Maulid merayakan hari lahir nabi Muhammad sedangkan natal dalam Kristen adalah merayakan kelahiran Kristen. Tapi sebetulnya keduanya memiliki esensi yang sama.

Kita mulai dari hadits yang berkaitan dengan Maulid. Ada cukup banyak hadits yang berkaitan dengan ini. Seperti perkataan yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW. berikut

“Barangsiapa yang merayakan hari kelahiranku, maka aku akan menjadi pemberi syafa'atnya dihari Kiamat. dan berangsiapa yang menginfaqkan satu dirhaam untuk maulidku maka seakan-akan dia telah menginfaqkan satu gunung emas di jalan Allah."

Dan beberapa perkataan serupa yang dinisbatkan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagaimana dalam kitab Madarij as-Shu'udh hlm.15 karya Syaikh Nawawi Banten. (Lihat Hadist-Hadist bermasalah Prof. Ali Mustofa ya'qub hlm.102). (Dikutip dari : kuliahsyariah.multiply.com).

Sayangnya hadits ini ternyata palsu karena tidak ada sanadnya. Bahkan Ketika Syaikh Abu Ubaidah masyhur bin hasan Alu Salman,- Salah seorang murid Syaikh al-Albani- ditanya tentang hadist ini, beliau menjawab:

"Ini merupakan kedustaan kepada Rasulullah yang hanya dibuat-buat oleh para Ahlu Bid'ah."

Sampai sini sebetulnya sudah cukup jelas bahwa tidak ada hadits yang menerangkan tentang Maulid Nabi. Padahal tidak ada ibadah yang tidak diberi contoh oleh Rasulullah.

Tapi saya akan memberikan beberapa alasan mengapa saya termasuk orang yang tidak setuju dengan peringatan Maulid Nabi ini. Berikut alasannya.

~ Menyerupai ibadah kaum Nasrani.
Man tasyabbaha bi qoumin fa huwa minhu “Barang siapa mengikuti suatu kaum, maka ia temasuk (kaum itu)”

~ Banyak diantara umat muslim yang mengikuti perayaan ini semata-mata hanya karena meneruskan tradisi tanpa mereka mengetahui ilmunya, dan tidak megerti dasarnya.
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Q.S. Al-Isra : 36)

~ Pada sebagian kaum Muslimin dalam merayakan maulid mereka membacakan Barzanji, sebuah ritual membacakan puji-pujian kepada Nabi saw yang di dalamnya juga terdapat jentik-jentik kesyirikan dan pujian yang melampaui batas Syari'at terhadap Nabi saw (ithra'), namun mereka menganggap itu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Barzanji adalah suatu syair yang isinya cenderung mengkultuskan nabi Muhammad. Hal ini membuat sebuah praktek kesyirikan menjadi terselubung dalam nuansa yang dianggap ibadah.
"Janganlah kalian berlebihan memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani berlebihan memuji putera Maryam. Aku tidak lain hanyalah seorang hamba, maka Katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya." [HR. Bukhari dari 'Umar ra]

~ Ibnu Taymiyyah dalam kitabnya “Iqtidlous SirotulMustaqim Mukholafata Ashabil Jahim” Hal 295 tentang Maulid Nabawy : “Tidak pernah dilakukan oleh as salafus sholeh padahal dorongan untuk diadakannya perayaan ini sudah ada, dan tidak ada penghalangnya, sehingga seandainya perayaan inisebuah kebaikan yang murni atau lebih besar, niscaya as salaf –semoga Allah meridloi mereka- akan lebih giat melaksanakannya daripada kitadalam mencintai Rasulullah dan mengagungkannya, dan mereka lebih bersemangat dalam mendapatkan kebaikan. Dan sesungguhnya kesempurnaan rasa cintadan pengagungan kepada beliau terletak pada sikap mengikuti dan mentaati perintahnya, dan menghidupkan sunnah-sunnahnya, baik yang lahir ataupun batin, serta menyebarkan ajarannya, dan berjuang dalam merealisasikan hal itu dengan hati, tangan dan lisan. Sungguh inilah jalannya para ulama’ terdahuludari kalangan kaum mujahirin dan Anshor yang selalu mengikuti mereka dalam kebaikan”. Dan silahkan baca pernyataan beliau dalam kitab ‘Al Fatawa Al Misryah 1/312

~ Acara yang membroskan banyak uang. Padahal, seperti kita ketahui bersama saat ini saudara-saudara kita banyak yang sedang membutuhkan uluran tangan kita. Sementara kita disini justru asyik-asyik merayakan natal.
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(Q.S. Al Israa : 26-27)

~ Kalaupun toh ada perayaan, mengapa harus bersenang-senang sedangkan kematian nabi juga terjadi di hari yang sama. Bukankah lebih baik jika kita bekabung saja? Tapi itu semua tidak diperintah oleh Allah dan tidak pernah dicontohkan baik oleh Rasulullah, Sahabat, Tabi’in, serta Tabi’ut Tabi’in sehingga kita dilarang mengerjakannya.

~ Agama Islam telah betul-betul sempurna pada masa Rasulullah sehingga tidak perlu, bahkan tidak boleh ada penambahan Ibadah apapun karena pasti akan tertolak
: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu." (Q.S. Al-Maidah:3)
Juga hadits Rasulullah yang berikut ini :
"Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam agama kami ini, sesuatu yang tidak ada dasar daripadanya, maka dia itu pasti tertolak." (H.S.R. Bukhari dan Muslim)
Dan yang ini
"Janganlah kalian mengada-adakan perkaraperkara yang baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan
setiap bid’ah adalah sesat." (H.S.R. Abu Daud dan Ibnu Majah Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud, hadits no. 3851).


Dan mungkin masih banyak alasan yang bisa dikemukakan untuk membuktikan bahwa Maulid Nabi adalah tidak ada. Namun hanya beberapa saja yang saya sampaikan.

Wallahu a’lam bishowab

0 komentar:

:nangis :rate :lebay :hoax :nyimak :hotnews :gotkp :wow :pertamax :lapar :santai :malu :ngintip :newyear

Posting Komentar

silahkan dikomentari dengan bijak