Mayoritas manusia banyak yang merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya. minder dan tidak percaya diri. sedih karena tidak memiliki tubuh yang tinggi, kaki panjang dan leher jenjang. Kulit yang kurang mulus, hidung yang kurang mancung, berat badan yang kurang gemuk atau yang kurang langsing..dsb dsb
Begitu banyak yang hanya terfokus pada “kekurangan” fisik yang dimiliki, namun lupa atas kelebihan-kelebihan. Begitu banyak energy yang keluar demi memikirkan kekurangan diri secara fisik, hingga melupakan segala kelebihan lainnya yang DIA berikan pada kita.
Mungkin banyak diantara kita yang sudah pernah melihat video clip nya, sudah mengenal namanya,. Namanya Nick Vujicic. Wajahnya tampan, pengusaha sukses, motivator ulung dan pembicara kelas dunia.
Nick tidak memiliki apa yang menjadikan kita manusia utuh: tangan dan kaki. Selain dari potongan daging yang menonjol di bagian kakinya, ia tidak memiliki organ yang bisa dipakai untuk melakukan sebagian besar aktivitas manusia : makan, minum, mandi, menyisir rambut, memakai lotion atau bersosialisasi di Facebook.
Lama sebelum Nick sadar dan malu terhadap cacat tubuhnya, kedua orang tua telebih dulu merasa hancur hati ketika melihat bayi yang harusnya menjadikan mereka pasangan berbahagia ternyata tidak lebih dari seonggok daging yang bergerak. Memiliki anak yang hampir cacat total itu, telah memaku kedua orang tuanya pada salib ‘menjaga-dan-merawat-anak-itu-seumur-hidup’.
Lahir di Australia pada saat peraturan pemerintah tidak mengijinkan anak-anak dengan cacat tubuh mengikuti sekolah umum merupakan siksaan lain yang harus dialami orang tua dan tentu saja Nick sendiri setelah sadar bahwa ia berbeda dengan manusia umumnya. Rasa tertolak dan tidak berharga tentu saja dirasakan mereka. Tidak heran saat berusia 8 tahun, Nick mulai mencoba untuk bunuh diri. Ketika akhirnya hukum pemerintah berubah dan mengijinkan anak-anak seperti Nick bersekolah di sekolah umum, itu hanya memberikan babak baru pada bentuk penolakan yang lain yang diterimanya. Kalau orang sehat saja sering menjadi sasaran empuk bullying, apalagi dengan cacat tubuh seperti yang diderita Nick.
Selain mencoba bunuh diri, Nick juga mencoba untuk membujuk Tuhan, menguji kemahakuasaan-Nya, dengan meminta Ia menumbuhkan tangan dan kaki baginya. Tapi mujizat itu tidak pernah terjadi. Nick kecewa karena Tuhan tidak mendegar doanya. Namun Tuhan ingin memberikan kepada Nick lebih dari sekedar tangan dan kaki. Jika Tuhan menjawab doa Nick dengan menumbuhkan tangan dan kaki, tentu saja tulisan ini tidak pernah terjadi. Saya dan jutaan orang yang terinspirasi dengan kehidupan Nick tidak akan pernah mengenalnya. Ia hanya akan menjadi salah seorang pemuda tampan di kampung sebelah, ayah yang sayang keluarga, kemudian meninggal sebagai orang tua yang renta, tanpa memberikan dampak yang lebih besar bagi dunia.
Nick akhirnya berhenti berharap menjadi manusia normal ketika ia sadar bahwa ketidakberuntungannya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Jika ia bisa mengatasi keterbatasannya, apalagi manusia yang utuh tanpa cacat. Ia mulai belajar dan berlatih. Ia belajar untuk menjadi pembicara sejak remaja. Nick lulus pada saat ia berusia 21 tahun dengan double major:
Accounting dan Financial Planning. Ternyata Tuhan memberikan kelebihan kepada Nick, yaitu otak yang encer dan karisma sebagai Public Speaker.
Sampai sekarang, Nick bisa mengerjakan hampir semua yang bisa dikerjakan oleh manusia normal, hanya dengan 2 jari kecil yang tumbuh di kakinya. Ia bisa menulis, mengetik cepat, browsing internet, memancing, bermain golf, berenang dan tentu saja mencetak uang.
Apa yang dicapai oleh Nick menjadikan ia International Motivational Speaker yang didengar oleh baik kalangan Kristen maupun non Kristen. Ia berkeliling dunia untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang-orang yang seperti saya dulu, tanpa pengharapan dan tujuan hidup. Selain menjadi pembicara yang karismatik, Nick juga memiliki karir yang sukses di bidang keuangan. Ia memiliki beberapa rumah mewah yang dilengkapi oleh kolam renang pada usia yang relatif sangat muda, menobatkan ia sebagai salah satu Most Wanted Bachelor.
Saat ini, tangan dan kaki bukan lagi kebutuhan utama bagi seorang Nick Vujicic. Bukan juga materi dan popularitas. Ia telah memiliki semuanya. Ia memiliknya bukan karena menjadi seorang manusia yang sempurna, melainkan menjadi manusia yang mengerti arti dan tujuan hidupnya berada di dunia ini. Di wajahnya selalu terpancar senyum bahagia, kepercayaan diri serta kepuasan akan apa yang sedang ia kerjakan.
Coba bertanya pada kita sendiri hari ini, apakah dan seberapa banyak yang telah Tuhan berikan pada kita hingga saat ini, namun kenapa seringkali kita masih pesimis untuk menggapai kesuksesan dengan dalih keterbatasan kita, seribu satu alasan sering kita cari untuk pembenaran tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa jadi adalah awal untuk pintu keberhasilan kita dimasa depan.
Mungkin sosok Nick bisa kita jadikan sebagai inspirasi, dengan keterbatasan diri mulai dari lahir banyak sekali kesuksesan dah hal yang bisa dia perbuat untuk pencerahan ribuan orang yang dia berikan.
Walau di hidupkan dengan tubuh yang tidak sempurna .. namun beliau mampu hidup layak nya manusia NORMAL ...
Tidak kah kita tergerak untuk melakukan lebih karena Tuhan menciptakan kita sebaik mungkin. Akhirnya ruanghati hanya berpesan untuk masing masing kita lagi-lagi mengucap syukur serta tetap berpikir positif pada apapun yang telah Tuhan berikan pada kita saat ini.
so.. buat kita kita yang masih di berikan nikmat berupa kesempurnaan tubuh kita .. yooo.. TETEP SEMANGAT dan PANTANG MENYERAH !!!
"Sumber kebahagiaan sesungguhnya tidak terletak pada bentuk fisik maupun kepemilikan berbagai
benda dan harta semata, karena potensi kebahagiaan telah ada di dalam diri
setiap manusia secara hakiki, beranggapan bahwa akan ada banyak kebahagiaan
bila seseorang telah mencapai berbagai benda materialistis, malah hanya akan
membatasi kemampuan untuk merasakan kebahagiaan pada saat sekarang ini.
Mensyukuri hal-hal terkecil dalam hidup Anda adalah awal dari kelimpahan
dan hadirnya kebahagiaan dalam hidup ini."
Life For Happiness
SUMBER: http://artikel-irmasustikablogspotcom.blogspot.com/2010_01_01_archive.html